Minggu, 28 Juli 2013

Niat Ikhlas


Niat Ikhlas
Dalam Semua Perkataan
Perbuatan Amal Lahir Batin
Firman Allah :
http://www.dudung.net/images/quran/98/98_5.png
 wamaa umiruu illa liya'budulloha muhlisiina lahuddiinu khulafaa'a wayuqiimussolaata wayu'tuz zakaata wadzaalika diinulqoyyimah
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.
(Al-Bayyinah 5).
Firman Allah :
http://www.dudung.net/images/quran/22/22_37.png
Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.
(Al-Haj 37).
Firman Allah :
http://www.dudung.net/images/quran/3/3_29.png 
Katakanlah: "Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah mengetahui".
(Al-Imron 29).
Dari ketiga ayat ini nyata benar betapa penting perannan niat dan ikhlas dalam segala amal perbuatan ibadat yang berupa syi’ar/bukti ta’at kepada Allah.
1: Umar bin Alchattab r.a. berkata: Saya telah mendengar Rasulullah s.a.w bersabda: Sesungguhnya sah atau tidak sah sesuatu amal, tergantung pada niat. Dan yang berhijrah (mengungsi dari daerah kafir ke daerah Islam) semata-mata karena ta;at kepada Allah dan Rasulullah, maka hijrah itu diterima oleh Alah dan Rasulullah. Dan siapa yang hijrah karena keuntungan dunia yang dikejarnya, atau karena perempuan yang akan dikawin maka hijrahnya terhenti pada apa yang ia niat hijrah kepadaNya.
(Buchary , Muslim).
Para Ulama’merinci niat pada lima macam yaitu : Hakikat, tempat hukum, masa dan Syarat.
             Hakikat niat: Yaitu sengaja (dengan sengaja mengerjakan sesuatu berbareng dengan perbuatan).
Hukum niat        : Wajib atau sunnat.                                                                                                       Tempat niat            : Dalam hati.                                                                                                      Masa niat          : Pada permulaan melakukan perbuatan.                                                                Syarat niat        : Untuk tujuan amal kebaikan
Abdullah bin ‘Umar r.a. berkata: Saya telah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: Terjadi pada masa dahulu sebelum kamu, tiga orang berjalan-jalan hingga terpaksa bermalam dalam gua. Tiba-tiba ketika mereka sedang dalam gua itu, jatuh sebuah batu besar dari atas bukit dan menutupi pintu gua itu, hingga mereka tidak dapat keluar. Maka berkatalah seorang dari mereka ; Sungguh tiada suatu yang dapat menyelamatkan kami dari bahaya ini, kecuali jika tawassul kepada ALLAH dengan amal-amal salih yang pernah kamu lakukan dahulu kala.Yang pertama berdoa ; Ya Allah dahulu saya mempunyai ayah dan ibu, dan saya biasa tidak memberi minuman susu pada seorangpun sebelum keduannya (Ayah-ibu), baik keluarga atau hamba sahaya, maka pada suatu hari agak kejauhan bagiku menggembala ternak, hingga tidak kembali pada keduannya, kecuali sesudah malam dan ayah bundaku telah tertidur. Maka saya terus memerah susu untuk keduannya, dan sayapun segan untuk membangunkan keduannya, dan sayapun tidak akan memberikan minuman itu kepada siapapun sebelum ayah bunda itu. Maka saya tunggu keduannya hingga terbit fajar, maka bangunlah keduannya dan minum dari susu yang saya perahkan itu. Padahal semalam itu juga anak-anakku sedang menangis minta susu itu, di dekat kakiku. Ya Allah jika saya berbuat itu benar – benar karena mengharapkan keridhaanmu, maka lapangkanlah keadaan kami ini. Maka menyisih sedikit batu itu, hanya saja mereka belum dapat keluar daripadanya.
Berdo’a yang kedua ; Ya Allah dahulu saya pernah terikat cinta kasih pada anak gadis pamanku, maka karena sangat cinta kasihku, saya selalu merayu ingin berzina padanya, tetapi ia selalu menolak hingga terjadi pada suatu sa’at ia menderita kelaparan dan datang minta bantuan kepadaku, maka saya berikan uang seratus duapuluh dinar, tetapi dengan janji bahwa ia akan menyerahkan dirinya kepadaku pada malam harinya. Kemudian ketika saya telah berada di antara dua kakinya, tiba-tiba ia berkata : takutlah kepada Allah dan jangan kau pecahkan tutup kecuali dengan halal. Maka saya segera bangun dari padanya, padahal saya masih tetap menginginkannya, dan saya tinggalkan dinar mas yang telah saya berikan kepadannya itu. Ya Allah bila saya berbuat itu semata-mata karena mengharap keridho’anMu, maka hindarkanlah kami dari kemalangan ini. Maka bergeraklah batu itu menyisih sedikit, tetapi mereka belum juga dapat keluar dari padanya.
Berdo’a yang ketiga : Ya Allah saya dahulu sebagai majikan, mempunyai banyak buruh pegawai, dan pada suatu hari ketika saya membayar upah buruh-buruh itu, tiba-tiba ada seorang dari mereka yang tidak sabar menunggu, segera ia pergi meninggalkan upah dan terus pulang kerumahnya tidak kembali. Maka saya pergunakan upah itu hingga bertambah dan berbuah hingga merupakan kekayaaan. Kemudian setelah lama datanglah buruh itu berkata : Hai Abdullah berilah kepadaku upahku dahulu itu? Jawabku: Semua kekayan yang ada di depanmu itu daripada upahmu yang berupa unta, lembu dan kambing serta budak penggembalanya itu. Berkata oran itu : Hai Abdullah kau jangan mengejek kepadaku. Jawabku: Aku tidak mengejek kepadamu. Maka diambilnya semua yang saya sebut itu dan tidak meninggalkan satupun daripadanya. Ya Allah jika saya berbuat itu karena mengharapkan Keridha’anMu, maka hindarkan kami dari kesempitan ini. Tiba-tiba menyisihlah batu itu hingga keluar mereka dengan selamat.
(Buchary, Muslim).
 Hadis ini menujukan betapa besarnya faidah amal kelakuan yang tulus ikhlas, hingga dapat dipergunakan bertawassul kepada Allah dalam usaha menghindarkan bahaya yang meninmpa. Juga menunjukan bahwa manusia harus mengutamakan orang tua dari anak bini. Juga menunjukan kebesaran pengertian dari penahanan hawa nafsum dan kerakusan terhadap harta upah buruh

Minggu, 21 Juli 2013

PENGARUH WALI SONGO DALAM PERKEMBANGAN ISLAM

Dalam perkembangan islam Indonesia tidak dapat di lepaskan dari pengaruh walisongo.Dalam penyebarannya walisongo banyak memakai cara cara pendekatan yang digunakan dalam ajaran agama hindu yang di ubah kedalam nuansa islam sehingga pada saat itu banyak masyarakat yang tertarik untuk memeluk aga islam.Tapi sayang setelah islam menyebar luas semua cara yang digunakan wali songo tidak dapat dihilangkan,sehingga sekarang timbul kerancuan sampai sekarang.Banyak tradisi menjadi sunah yang seolah olah menjadi ajaran nabi Muhamad saw.Mengapa kita semua umat islam tidak bisa menghilangkan tradisi salah,hendaknya kita sadar bahwa semua yang diajarankan wali songo hanya untuk pendekatan pada masyarakat pada saat itu.Mulailah kita sedikit demi sedikit untuk menghapus tradisi yang bukan ajaran nabi Muhamad saw.Janganlah kita lebih membesarkan cara-cara walisongo dari pada membesarkan ajaran nabi Muhamad saw.Mari kita kaji mana yang bertentangan dengan ajaran nabi Muhamad saw dan mana yang tidak.Mohon maaf atas kesalahan penulisan kepada ALLAH SWT saya mohon ampun .